This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 28 Oktober 2011

A. Perang Dunia II

1. Lahirnya Negara-negara Fasis

Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.
Jeli Jendela Info
Paham ultranasionalisme adalah paham nasionalisme yang diterapkan secara berlebihan.
- Dalam negara fasis, kepentingan negara lebih diutamakan daripada kepentingan apa pun. Rakyat dituntut memiliki pengorbanan yang tinggi untuk negaranya.

a. Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa
semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Image:tunjuk 
fhit.JPG
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1) Menolak isi Perjanjian Versailes.
2) Membangun angkatan perang yang kuat.
3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Jeli Jendela Info
Pada tahun 1923, Hittler memimpin gerakan revolusi, namun mengalami kegagalan. Oleh karena itu ia dihukum penjara. Saat dipenjara, Hittler menulis autobiografi Mein Kampf (Perjuanganku) yang di dalamnya juga memuat konsep Lebensraum.

Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.
b. Fasisme di Italia
Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis.
Image:benito.JPG
Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk
mengembangkan fasisme di Italia.
1) Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
2) Memperkuat angkatan perang.
3) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
4) Menduduki Ethiopia dan Albania.
c . Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut.
1) Mengagungkan semangat bushido.
2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
4) Memodernisasi angkatan perang.
5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
Jeli Jendela Info
Semangat bushido yang diagungkan dalam fasisme Jepang diartikan sebagai semangat berani mati. Semangat ini juga mencerminkan etos yang tinggi.

Image:hirohito.JPG
Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.

2. Latar Belakang Perang Dunia II

Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.'
a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
2) Persekutuan mencari kawan.
3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4) Perlombaan senjata antarnegara.
5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Jeli Jendela Info
Pada PD I pihak yang dihinggapi revanche idea adalah Prancis karena merasa terhina dengan penandatanganan Perjanjian Versailes  yang dilakukan di Istana Versailes, Prancis. Sedang menjelang PD II yang dihinggapi politik balas dendam adalah Jerman karena sangat dirugikan dalam Perjanjian Versailes.

b. Sebab Khusus (casus bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember
1941.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Image:jerpoll.JPG
Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.

3. Jalannya Perang

Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut.
Medan pertempuran PD II lebih luas yaitu mencakup Eropa, Asia, dan Afrika. Perang Dunia II di wilayah Eropa terdiri atas beberapa medan pertempuran (front) yaitu front Eropa Barat, Eropa Timur, dan Eropa Tenggara. PD II juga meluas ke wilayah Afrika, dalam arti untuk perebutan tanah jajahan bangsa Barat di Benua Afrika.
a. Front Eropa Barat
Perang di Eropa Barat ini merupakan tahapan pertama dari Perang Dunia II. Negara-negara Sentral yang dipimpin oleh Jerman bertindak ofensif. Jerman melakukan serangan kilat (blitzkreig) menyerbu Denmark, Norwegia, Belanda, dan Luxemburg. Ke arah Selatan, Jerman menyerbu Prancis lewat belakang daerah pertahanan Maginot. Jerman berhasil menguasai setengah wilayah Prancis termasuk kota Paris. Prancis terpaksa menyerah di kota Compiegne.
b. Front Eropa Timur
Diawali dengan penyerbuan Jerman ke Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Hampir semua negara-negara di Eropa Timur mendukung Jerman kecuali Yugoslavia. Di bawah pimpinan Joseph Bros Tito, Yugoslavia mengadakan perlawanan gerilya yang menyulitkan Jerman.
c. Front Eropa Tenggara
Jerman di bawah pimpinan Erwin Rommel memulai serangan dari Rumania menuju Balkan. Jerman yang sudah berhasil menguasai Balkan bergerak ke Selatan dalam upaya menguasai Terusan Suez.
d. Front Afrika
Pertempuran di Front Afrika diawali dari upaya Jerman yang ingin menguasai Terusan Suez. Untuk itu Jerman memerintahkan Italia untuk menyerbu Mesir. Namun serangan Italia dapat dipukul mundur Sekutu hingga ke Abesinia.
Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.
Image:douglas.JPG

4. Akhir Perang

Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Jeli Jendela Info
Untuk mematahkan semangat orang Jepang, Sekutu melakukan pengeboman terhadap kota-kota penting di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Yokohama. Puncaknya pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkah bom atom “Little Boy”, yang dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 “Enola Gay” yang dipimpin Kolonel Paul W Tibbets.

Image:litle boy.JPG
Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumbersumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II.
a. Perjanjian Potsdam tanggal 2 Agustus 1945 yang dihadiri Truman (Amerika Serikat), Stalin (Rusia), dan Winston Churchill (Inggris) untuk menentukan nasib Jerman. Berikut ini isi Perjanjian Potsdam.
1) Jerman dibagi menjadi dua daerah pendudukan . Jerman Timur diduduki Rusia, dan Jerman Barat diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
2) Kota Berlin di Jerman Timur dibagi menjadi empat daerah pendudukan. Berlin Timur dikuasai Rusia sedangkan Berlin Barat diduduki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
3) Jerman harus mengurangi angkatan perangnya.
4) Pengadilan bagi penjahat perang.
5) Jerman harus membayar ganti rugi perang.
6) Danzig dan daerah Jerman yang sebelah Timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.
b. Perjanjian antara Sekutu dengan Jepang, disahkan di San Fransisco tanggal 8 September 1945, berisi hal-hal berikut.
1) Untuk sementara, Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat.
2) Pulau Kurile dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia.
3) Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Tiongkok.
4) Pengadilan terhadap penjahat perang.
5) Jepang diharuskan membayar kerugian perang.
c. Perjanjian di Paris (1947) menentukan nasib Italia, berisi hal-hal berikut.
1) Daerah Italia dipersempit.
2) Triest menjadi daerah merdeka di bawah pemerintahan PBB.
3) Ethiopia dan Albania bebas dari kekuasaan Italia.
4) Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil oleh Inggris.
5) Italia harus membayar kerugian perang.

5. Dampak atau Akibat Perang Dunia II

Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian.
a. Bidang Politik
Berikut ini dampak Perang Dunia II dalam bidang politik.
1) Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara superpower.
2) Negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman perannya dalam percaturan politik dunia memudar.
3) Terjadinya Perang Dingin karena persaingan dan perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. AS berideologi liberalisme dan Uni Soviet berideologi komunisme.
4) Akibat Perang Dingin, beberapa negara terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.
5) Terbentuknya persekutuan militer/pakta pertahanan, misalnya NATO, dan Pakta Warsawa.
b. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi terjadi depresi yang sangat luas. Pengangguran terjadi di manamana. Negara yang kalah perang kekurangan modal untuk membangun kembali negaranya. Amerika Serikat menawarkan berbagai bantuan program pembangunan (penanaman modal dan pinjaman modal). Berikut ini berbagai bentuk bantuan ekonomi dari Amerika Serikat.
1) Truman Doctrine yang diarahkan untuk membantu Turki dan Yunani.
2) Marshal Plan diprogramkan untuk membangun kembali Eropa.
3) Point Four Truman diarahkan untuk bantuan bagi negara-negara yang masih terbelakang, terutama di Asia.
4) Colombo Plan yang disponsori Inggris ingin membentuk kerja sama ekonomi dan kebudayaan.
c. Bidang Sosial dan Kerohanian
1) PD II menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerugian harta benda, dan nyawa sangat besar. Banyak anak kehilangan orang tua dan orang cacat korban perang.
2) Dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 24 Oktober 1945.

6. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia

Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Image:proklamasi lagi.JPG

B. Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Image:gtj.JPG
Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.
Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.

C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang

Masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan militer.
1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).
2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).
Image:peta 
pemerintah.JPG
Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.

1. Bidang Politik

Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
b. melarang penggunaan bahasa Belanda,
c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
Image:album pahlawan bngsa.JPG
Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
c . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti.
Jawa Hokokai mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang. Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.

2. Bidang Ekonomi

Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.

3. Bidang Sosial

Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan.Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit. Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel. Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:
a. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
b. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
c. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.

4. Bidang Militer

Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer.
a. Organisasi semimiliter zaman Jepang
1) Seinendan (Barisan Pemuda), terutama untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
2) Fujinkai (Himpunan Wanita), bertujuan memberikan latihan-latihan kemiliteran pada wanita berusia minimum 15 tahun.
3) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), bertugas membantu tugas-tugas polisi.
4) Suishintai (Barisan Pelapor), dipimpin oleh Ir. Soekarno.
5) Gakukotai (Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944.
6) Jibakutai (Barisan Berani Mati).
b. Organisasi militer
1) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943. Heiho adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang baik dalam Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Selain diberi latihan militer, para anggota Heiho juga diberi kesempatan untuk mengendalikan senjata antipesawat, tank, dan artileri medan.
2) PETA (Pembela Tanah Air) dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944 atas usul dari Gatot Mangkupraja. Para pemuda yang tergabung dalam Peta mendapatkan latihan-latihan kemiliteran. Setelah Indonesia merdeka banyak anggota Peta yang menjadi pemimpin Indonesia seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soedirman, dan Jenderal Soeharto.

5. Bidang Budaya

Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.

D. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang

Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Ada dua macam golongan yaitu golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja sama dengan Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang golongan nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah.
1. Kelompok Syahrir. Pengikutnya adalah kaum terpelajar di berbagai kota misalnya Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang, dan lainnya. Syahrir menentang Jepang karena negara tersebut fasis. Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga sering disebut strategi gerakan bawah tanah.
2. Kelompok Amir Syarifuddin. Kelompok ini juga antifasis dan menolak kerja sama dengan Jepang. Ia sangat keras mengritik Jepang sehingga tahun 1943 ditangkap kemudian dijatuhi hukuman mati. Setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka tahun 1945 serta bantuan dari Bung Karno, maka Amir bebas dari hukuman tersebut.
3. Golongan Persatuan Mahasiswa. Sebagian besar golongan ini berasal dari mahasiswa kedokteran di Jakarta. Pengikutnya antara lain Jusuf Kunto, Supeno, dan Subandrio. Golongan mahasiswa yang anti terhadap Jepang, bekerja sama dengan kelompok Syahrir.
4. Kelompok Sukarni. Anggota kelompok ini antara lain Adam Malik, Pandu Wiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo. Peran dari kelompok Sukarni sangat besar pada waktu sekitar proklamasi kemerdekaan.
5. Golongan Kaigun. Para anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang, tetapi secara terus-menerus menggalang dan membina kemerdekaan. Beberapa anggota yang tergabung dalam kelompok Kaigun antara lain Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Maramis, Dr. Samsi, dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Kelompok ini mendirikan Asrama Indonesia Merdeka, dengan ketua Wikana.
6. Pemuda Menteng. Kelompok yang bermarkas di Gedung Menteng 31 Jakarta ini banyak yang menjadi pengikut Tan Malaka dari Partai Murba. Tokoh utama dari Pemuda Menteng di antaranya Adam Malik, Chaerul Saleh, dan Wikana.
Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Mereka bersedia bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif dilakukan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam badan-badan pemerintahan Jepang.

E. Perlawanan terhadap Jepang

Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman tentara Jepang.

1. Di Jawa Barat

a. Pada bulan Februari 1944 timbul perlawanan rakyat Singaparna, dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustofa. Sebabnya adalah penolakan terhadap upacara seikerei dan penderitaan rakyat akibat perlakuan buruk Jepang.
b. Di Indramayu pada bulan April 1944, tepatnya desa Kaplongan, Distrik Karangampel, rakyat bangkit melawan tentara Jepang. Demikian juga tanggal 30 Juli 1944 terjadi perlawanan rakyat di desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Penyebabnya tersebut adalah pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga.

2. Di Aceh

a. Pada tanggal 10 November 1942 meletus perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dari Cot Plieng.
b. Di Jangka Buya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin seorang Giyugun bernama Teuku Hamid. Demikian juga di Pandrah, daerah Jenieb, Kabupaten Bireueh.

3. Di Biak

Rakyat Biak, Irian Jaya melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang pada tahun 1943.

4. Di Kalimantan Barat

Perlawanan rakyat terhadap Jepang juga terjadi di Kalimantan Barat namun mengalami kegagalan. Sebelum perlawanan rakyat meluas, pihak Jepang telah mengetahui karena telah menyusupkan mata-mata ke dalam organisasi perlawanan rakyat tersebut.

5. Di Sulawesi Selatan

Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan nama Peristiwa Unra, karena peristiwa tersebut terjadi di desa Unra. Rakyat dipimpin Haji Temmale yang tidak dapat menahan lagi kemarahan akibat kekejaman tentara Jepang melakukan perlawanan.

6. Pemberontakan PETA

Perlawanan yang paling besar terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tentara PETA di Blitar, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Supriyadi. Perlawanan ini disebabkan oleh kekecewaan anggota PETA terhadap Jepang akibat kekejaman Jepang yang menyebabkan penderitaan rakyat, terutama yang dijadikan romusha oleh Jepang.
Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari pemerintah Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri.

F. Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang

Pendudukan Jepang telah mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya Jawa.  Kebijakankebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.

1. Aspek Politik Pemerintahan

Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk. Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.

2. Aspek Sosial Ekonomi

Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.

3. Aspek Mentalitas Masyarakat

Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.


CHATTING(CATATAN PENTING)

  • Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II yang diawali dengan menyerbu Pearl Harbour, merupakan langkah awal untuk menguasai Asia, termasuk Indonesia. Dengan serangan yang sangat cepat, Belanda akhirnya bertekuk lutut kepada Jepang dalam Perundingan Kalijati 8 Maret 1942. Perundingan tersebut mengawali penjajahan Jepang di Indonesia.
  • Pada masa pendudukan Jepang berbagai strategi perjuangan dilakukan oleh para pemimpin nasional. Memanfaatkan organisasi bentukan Jepang untuk menggembleng rakyat, mengadakan gerakan bawah tanah, sampai berjuang secara fisik melawan tentara Jepang terjadi di berbagai daerah.
  • Pendudukan Jepang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan rakyat yaitu:
    1. aspek politik yang ditandai memudarnya peran dan fungsi lembaga politik tradisional,
    2. aspek sosial ekonomi ditunjukkan dengan kesengsaraan rakyat akibat kebijakan penyerahan wajib padi, dan
    3. aspek mentalitas masyarakat yang semakin tertekan bahkan muncul ketakutan kolektif dan kegelisahan komunal terhadap keharusan kerja paksa (romusha).

A. Perang Dunia II

1. Lahirnya Negara-negara Fasis

Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.

Jeli Jendela Info
Paham ultranasionalisme adalah paham nasionalisme yang diterapkan secara berlebihan.
- Dalam negara fasis, kepentingan negara lebih diutamakan daripada kepentingan apa pun. Rakyat dituntut memiliki pengorbanan yang tinggi untuk negaranya.


a. Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa
semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Image:tunjuk 
fhit.JPG
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1) Menolak isi Perjanjian Versailes.
2) Membangun angkatan perang yang kuat.
3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.

Jeli Jendela Info
Pada tahun 1923, Hittler memimpin gerakan revolusi, namun mengalami kegagalan. Oleh karena itu ia dihukum penjara. Saat dipenjara, Hittler menulis autobiografi Mein Kampf (Perjuanganku) yang di dalamnya juga memuat konsep Lebensraum.


Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.

b. Fasisme di Italia
Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis.

Image:benito.JPG

Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk
mengembangkan fasisme di Italia.
1) Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
2) Memperkuat angkatan perang.
3) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
4) Menduduki Ethiopia dan Albania.

c . Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut.
1) Mengagungkan semangat bushido.
2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
4) Memodernisasi angkatan perang.
5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.

Jeli Jendela Info
Semangat bushido yang diagungkan dalam fasisme Jepang diartikan sebagai semangat berani mati. Semangat ini juga mencerminkan etos yang tinggi.


Image:hirohito.JPG

Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.

2. Latar Belakang Perang Dunia II

Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.'

a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.

1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
2) Persekutuan mencari kawan.
3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4) Perlombaan senjata antarnegara.
5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Jeli Jendela Info
Pada PD I pihak yang dihinggapi revanche idea adalah Prancis karena merasa terhina dengan penandatanganan Perjanjian Versailes  yang dilakukan di Istana Versailes, Prancis. Sedang menjelang PD II yang dihinggapi politik balas dendam adalah Jerman karena sangat dirugikan dalam Perjanjian Versailes.


b. Sebab Khusus (casus bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.

1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember
1941.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.

Image:jerpoll.JPG

Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.

3. Jalannya Perang

Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.

a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.

Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.

a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.

Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut.

Medan pertempuran PD II lebih luas yaitu mencakup Eropa, Asia, dan Afrika. Perang Dunia II di wilayah Eropa terdiri atas beberapa medan pertempuran (front) yaitu front Eropa Barat, Eropa Timur, dan Eropa Tenggara. PD II juga meluas ke wilayah Afrika, dalam arti untuk perebutan tanah jajahan bangsa Barat di Benua Afrika.

a. Front Eropa Barat
Perang di Eropa Barat ini merupakan tahapan pertama dari Perang Dunia II. Negara-negara Sentral yang dipimpin oleh Jerman bertindak ofensif. Jerman melakukan serangan kilat (blitzkreig) menyerbu Denmark, Norwegia, Belanda, dan Luxemburg. Ke arah Selatan, Jerman menyerbu Prancis lewat belakang daerah pertahanan Maginot. Jerman berhasil menguasai setengah wilayah Prancis termasuk kota Paris. Prancis terpaksa menyerah di kota Compiegne.

b. Front Eropa Timur
Diawali dengan penyerbuan Jerman ke Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Hampir semua negara-negara di Eropa Timur mendukung Jerman kecuali Yugoslavia. Di bawah pimpinan Joseph Bros Tito, Yugoslavia mengadakan perlawanan gerilya yang menyulitkan Jerman.

c. Front Eropa Tenggara
Jerman di bawah pimpinan Erwin Rommel memulai serangan dari Rumania menuju Balkan. Jerman yang sudah berhasil menguasai Balkan bergerak ke Selatan dalam upaya menguasai Terusan Suez.

d. Front Afrika
Pertempuran di Front Afrika diawali dari upaya Jerman yang ingin menguasai Terusan Suez. Untuk itu Jerman memerintahkan Italia untuk menyerbu Mesir. Namun serangan Italia dapat dipukul mundur Sekutu hingga ke Abesinia.

Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.

Image:douglas.JPG

4. Akhir Perang

Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Jeli Jendela Info
Untuk mematahkan semangat orang Jepang, Sekutu melakukan pengeboman terhadap kota-kota penting di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Yokohama. Puncaknya pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkah bom atom “Little Boy”, yang dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 “Enola Gay” yang dipimpin Kolonel Paul W Tibbets.


Image:litle boy.JPG

Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumbersumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.

Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II.

a. Perjanjian Potsdam tanggal 2 Agustus 1945 yang dihadiri Truman (Amerika Serikat), Stalin (Rusia), dan Winston Churchill (Inggris) untuk menentukan nasib Jerman. Berikut ini isi Perjanjian Potsdam.

1) Jerman dibagi menjadi dua daerah pendudukan . Jerman Timur diduduki Rusia, dan Jerman Barat diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
2) Kota Berlin di Jerman Timur dibagi menjadi empat daerah pendudukan. Berlin Timur dikuasai Rusia sedangkan Berlin Barat diduduki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
3) Jerman harus mengurangi angkatan perangnya.
4) Pengadilan bagi penjahat perang.
5) Jerman harus membayar ganti rugi perang.
6) Danzig dan daerah Jerman yang sebelah Timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.

b. Perjanjian antara Sekutu dengan Jepang, disahkan di San Fransisco tanggal 8 September 1945, berisi hal-hal berikut.

1) Untuk sementara, Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat.
2) Pulau Kurile dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia.
3) Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Tiongkok.
4) Pengadilan terhadap penjahat perang.
5) Jepang diharuskan membayar kerugian perang.

c. Perjanjian di Paris (1947) menentukan nasib Italia, berisi hal-hal berikut.

1) Daerah Italia dipersempit.
2) Triest menjadi daerah merdeka di bawah pemerintahan PBB.
3) Ethiopia dan Albania bebas dari kekuasaan Italia.
4) Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil oleh Inggris.
5) Italia harus membayar kerugian perang.

5. Dampak atau Akibat Perang Dunia II

Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian.

a. Bidang Politik
Berikut ini dampak Perang Dunia II dalam bidang politik.
1) Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara superpower.
2) Negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman perannya dalam percaturan politik dunia memudar.
3) Terjadinya Perang Dingin karena persaingan dan perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. AS berideologi liberalisme dan Uni Soviet berideologi komunisme.
4) Akibat Perang Dingin, beberapa negara terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.
5) Terbentuknya persekutuan militer/pakta pertahanan, misalnya NATO, dan Pakta Warsawa.

b. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi terjadi depresi yang sangat luas. Pengangguran terjadi di manamana. Negara yang kalah perang kekurangan modal untuk membangun kembali negaranya. Amerika Serikat menawarkan berbagai bantuan program pembangunan (penanaman modal dan pinjaman modal). Berikut ini berbagai bentuk bantuan ekonomi dari Amerika Serikat.
1) Truman Doctrine yang diarahkan untuk membantu Turki dan Yunani.
2) Marshal Plan diprogramkan untuk membangun kembali Eropa.
3) Point Four Truman diarahkan untuk bantuan bagi negara-negara yang masih terbelakang, terutama di Asia.
4) Colombo Plan yang disponsori Inggris ingin membentuk kerja sama ekonomi dan kebudayaan.

c. Bidang Sosial dan Kerohanian
1) PD II menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerugian harta benda, dan nyawa sangat besar. Banyak anak kehilangan orang tua dan orang cacat korban perang.
2) Dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 24 Oktober 1945.

6. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia

Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Image:proklamasi lagi.JPG

B. Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Image:gtj.JPG

Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.

Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.

C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang

Masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan militer.
1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).
2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).

Image:peta 
pemerintah.JPG

Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.

1. Bidang Politik

Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
b. melarang penggunaan bahasa Belanda,
c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.

a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
Image:album pahlawan bngsa.JPG
Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).

c . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti.
Jawa Hokokai mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang. Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.

2. Bidang Ekonomi

Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.

3. Bidang Sosial

Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan.Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit. Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel. Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:
a. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
b. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
c. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.

4. Bidang Militer

Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer.

a. Organisasi semimiliter zaman Jepang
1) Seinendan (Barisan Pemuda), terutama untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
2) Fujinkai (Himpunan Wanita), bertujuan memberikan latihan-latihan kemiliteran pada wanita berusia minimum 15 tahun.
3) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), bertugas membantu tugas-tugas polisi.
4) Suishintai (Barisan Pelapor), dipimpin oleh Ir. Soekarno.
5) Gakukotai (Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944.
6) Jibakutai (Barisan Berani Mati).

b. Organisasi militer
1) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943. Heiho adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang baik dalam Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Selain diberi latihan militer, para anggota Heiho juga diberi kesempatan untuk mengendalikan senjata antipesawat, tank, dan artileri medan.
2) PETA (Pembela Tanah Air) dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944 atas usul dari Gatot Mangkupraja. Para pemuda yang tergabung dalam Peta mendapatkan latihan-latihan kemiliteran. Setelah Indonesia merdeka banyak anggota Peta yang menjadi pemimpin Indonesia seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soedirman, dan Jenderal Soeharto.

5. Bidang Budaya

Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.

D. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang

Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Ada dua macam golongan yaitu golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja sama dengan Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang golongan nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah.

1. Kelompok Syahrir. Pengikutnya adalah kaum terpelajar di berbagai kota misalnya Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang, dan lainnya. Syahrir menentang Jepang karena negara tersebut fasis. Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga sering disebut strategi gerakan bawah tanah.

2. Kelompok Amir Syarifuddin. Kelompok ini juga antifasis dan menolak kerja sama dengan Jepang. Ia sangat keras mengritik Jepang sehingga tahun 1943 ditangkap kemudian dijatuhi hukuman mati. Setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka tahun 1945 serta bantuan dari Bung Karno, maka Amir bebas dari hukuman tersebut.

3. Golongan Persatuan Mahasiswa. Sebagian besar golongan ini berasal dari mahasiswa kedokteran di Jakarta. Pengikutnya antara lain Jusuf Kunto, Supeno, dan Subandrio. Golongan mahasiswa yang anti terhadap Jepang, bekerja sama dengan kelompok Syahrir.

4. Kelompok Sukarni. Anggota kelompok ini antara lain Adam Malik, Pandu Wiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo. Peran dari kelompok Sukarni sangat besar pada waktu sekitar proklamasi kemerdekaan.

5. Golongan Kaigun. Para anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang, tetapi secara terus-menerus menggalang dan membina kemerdekaan. Beberapa anggota yang tergabung dalam kelompok Kaigun antara lain Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Maramis, Dr. Samsi, dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Kelompok ini mendirikan Asrama Indonesia Merdeka, dengan ketua Wikana.

6. Pemuda Menteng. Kelompok yang bermarkas di Gedung Menteng 31 Jakarta ini banyak yang menjadi pengikut Tan Malaka dari Partai Murba. Tokoh utama dari Pemuda Menteng di antaranya Adam Malik, Chaerul Saleh, dan Wikana.

Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Mereka bersedia bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif dilakukan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam badan-badan pemerintahan Jepang.

E. Perlawanan terhadap Jepang

Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman tentara Jepang.

1. Di Jawa Barat

a. Pada bulan Februari 1944 timbul perlawanan rakyat Singaparna, dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustofa. Sebabnya adalah penolakan terhadap upacara seikerei dan penderitaan rakyat akibat perlakuan buruk Jepang.

b. Di Indramayu pada bulan April 1944, tepatnya desa Kaplongan, Distrik Karangampel, rakyat bangkit melawan tentara Jepang. Demikian juga tanggal 30 Juli 1944 terjadi perlawanan rakyat di desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Penyebabnya tersebut adalah pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga.

2. Di Aceh

a. Pada tanggal 10 November 1942 meletus perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dari Cot Plieng.

b. Di Jangka Buya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin seorang Giyugun bernama Teuku Hamid. Demikian juga di Pandrah, daerah Jenieb, Kabupaten Bireueh.

3. Di Biak

Rakyat Biak, Irian Jaya melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang pada tahun 1943.

4. Di Kalimantan Barat

Perlawanan rakyat terhadap Jepang juga terjadi di Kalimantan Barat namun mengalami kegagalan. Sebelum perlawanan rakyat meluas, pihak Jepang telah mengetahui karena telah menyusupkan mata-mata ke dalam organisasi perlawanan rakyat tersebut.

5. Di Sulawesi Selatan

Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan nama Peristiwa Unra, karena peristiwa tersebut terjadi di desa Unra. Rakyat dipimpin Haji Temmale yang tidak dapat menahan lagi kemarahan akibat kekejaman tentara Jepang melakukan perlawanan.

6. Pemberontakan PETA

Perlawanan yang paling besar terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tentara PETA di Blitar, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Supriyadi. Perlawanan ini disebabkan oleh kekecewaan anggota PETA terhadap Jepang akibat kekejaman Jepang yang menyebabkan penderitaan rakyat, terutama yang dijadikan romusha oleh Jepang.

Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari pemerintah Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri.

F. Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang

Pendudukan Jepang telah mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya Jawa.  Kebijakankebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.

1. Aspek Politik Pemerintahan

Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk. Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.

2. Aspek Sosial Ekonomi

Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.

3. Aspek Mentalitas Masyarakat

Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.




CHATTING(CATATAN PENTING)

  • Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II yang diawali dengan menyerbu Pearl Harbour, merupakan langkah awal untuk menguasai Asia, termasuk Indonesia. Dengan serangan yang sangat cepat, Belanda akhirnya bertekuk lutut kepada Jepang dalam Perundingan Kalijati 8 Maret 1942. Perundingan tersebut mengawali penjajahan Jepang di Indonesia.
  • Pada masa pendudukan Jepang berbagai strategi perjuangan dilakukan oleh para pemimpin nasional. Memanfaatkan organisasi bentukan Jepang untuk menggembleng rakyat, mengadakan gerakan bawah tanah, sampai berjuang secara fisik melawan tentara Jepang terjadi di berbagai daerah.
  • Pendudukan Jepang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan rakyat yaitu:
    1. aspek politik yang ditandai memudarnya peran dan fungsi lembaga politik tradisional,
    2. aspek sosial ekonomi ditunjukkan dengan kesengsaraan rakyat akibat kebijakan penyerahan wajib padi, dan
    3. aspek mentalitas masyarakat yang semakin tertekan bahkan muncul ketakutan kolektif dan kegelisahan komunal terhadap keharusan kerja paksa (romusha).

Sejarah Sumpah Pemuda

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat Ketiga, Gedung Indonesisch Huis Kramat
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

Kronologis Kematian Khadafi

Aulia Akbar
Kamis, 20 Oktober 2011 22:10 wib
 62  392 1
Foto : Moammar Khadafi (nationews)
Foto : Moammar Khadafi (nationews)
SIRTE - Mantan Pemimpin Libya Moammar Khadafi dikabarkan tewas di kampung halamannya Sirte oleh serangan dari pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC).
Berikut adalah kronologis dari peristiwa kejatuhan Khadafi dari Associated Press, Kamis (20/10/2011).
Pukul 16.44
Para pasukan NTC mengatakan, Khadafi berada dalam persembunyiannya bersama dengan para pasukan loyalisnya di Kota Sirte. Rombongan Khadafi saat itu mencoba untuk lari dari serangan, namun North Atlantic Treaty Organization (NATO) berhasil membombardirnya. Hingga saat ini, tempat di mana Khadafi tewas belum jelas, apakah dirinya tewas di persembunyiannya atau di luar.

Pukul 16.36
NTC melaporkan kematian Khadafi ke Amerika Serikat (AS) sebelum Perdana Menteri NTC Mahmoud Jibril mengumumkannya.

Pukul 16.20
Khadafi dinyatakan Tewas.

Pukul 16.13
Pejabat AS emngatakan, Moammar Khadafi dikabarkan tewas.

Pukul 16.02
Stasiun televisi Al Jazeera mengeluarkan rekaman Khadafi yang terkulai di tanah, terluka, dan diinjak-injak. Pakaian Khadafi pun tampak sobek.

Pukul 15.58
Gedung Putih tidak berkomentar banyak mengenai situasi perkembangan di Libya. Meski demikian, Senator John McCain mengatakan, ini adalah sebuah fase akhir dari Revolusi Libya. McCain juga menambahkan, AS dan NATO akan melanjutkan dukugnannya untuk Libya.

Pukul 15.50Besok, NTC akan merayakan dua bulan pendudukannya di Tripoli dan kepergian Khadafi dari Ibu Kota Libya. Beberapa kabar pun muncul tentang keberadaan Khadafi. Khadafi dikabarkan ada di perbatasan Niger dan Aljazair, namun ada pula yang mengatakan dirinya saat ini ada di ruang bawah tanah di Tripoli.

Pukul 15.44Para pejabat NTC mengadakan konfernsi pers di Tripoli bersama Perdana Menteri NTC Mahmoud Jibril.

Pukul 15.32Peringatan digelar di jalanan Kota Tripoli dan warga pun mengkampanyekan penangkapan atau pembunuhan terhadap Khadafi. NTC memanggil para jurnalis untuk mengadakan konferensi pers.

Pukul 15.04Di Sirte, para pasukan NTC berperang untuk mengambil alih kota tersebut dari cengkraman pasukan loyalis Khadafi. Perang pun berakhir.

Pukul 14.54Juru bicara NTC mengatakan, Khadafi mungkin tertangkap atau terbunuh saat Sirte jatuh ke tangan NTC.

Pukul 14.44
NATO mengabarkan, mereka sudah menghantam rombongan Khadafi yang hendak melarikan diri dari Sirte. NTC pun mengatakan, mereka sudah menangkap Khadafi.

Pukul 14.14
Gedung Putih mengawasi perkembangan yang terkait dengan kabar tertangkap dan tewasnya Khadafi. Namun mereka tidak dapat berkomentar banyak. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Rabu lalu hanya mengatakan dirinya berharap Khadafi tertangkap atau mati.

Pukul 14.09
Pejabat NTC dan NATO tidak mengabarkan tentang tertangkap atau terbunuhnya Khadafi.

Pukul 12.36
Ditemukan banyaknya seragam pasukan Khadafi yang tercecer di jalanan. Para pasukan NTC memanjat lampu lalu lintas dan mencium bendera revolusi.

Pukul 11.35
Sirte diambil alih oleh NTC. Para pasukan NTC tampak sedang memukuli pasukan loyalis Khadafi di belakang sebuah truk.

Pukul 11.05
Di Sirte, para pasukan NTC sedang memeriksa seluruh perumahan untuk melacak keberadaan Khadafi.(rhs)

Memahami Konflik Timur Tengah Melalui Lebanon

Diposting oleh: Studi Islam pada Dunia islam
Memahami Konflik Timur Tengah Melalui Lebanon
Mukadimah
Wilayah Timur Tengah telah menjadi ajang konflik selama bertahun-tahun. Konflik yang penuh darah semakin marak seiring runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani. Beragam elemen masalah telah membuat konflik-konflik tersebut seolah tidak akan pernah padam; mulai dari keberadaan Negara Israel, gesekan Sunni – Syi’ah, dan campur tangan negara-negara Barat (Amerika dan sekutunya).
Lebanon merupakan negara kecil yang lahir sebagai akibat kekalahan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I. Negara tersebut khas dengan masyarakat sektariannya. Lebanon pun memiliki posisi strategis terkait letaknya yang berada di simpang pengaruh Syi’ah dan Israel. Dari Negara ini pulalah, berbagai dimensi konflik Timur Tengah dapat dipahami.
Ketika Wala’ diberikan pada Kaum Kafir
Pasca kekalahan Turki Utsmani di Perang Dunia I, Inggris dan Perancis berhasil menduduki wilayah Syria (Suriah) Raya. Mereka kemudian membagi Suriah menjadi empat wilayah. Perancis mendapat wilayah utama Suriah (negara Suriah saat ini) dan Lebanon, sedangkan Inggris mendapat Palestina dan Transjordan (sekarang Yordania).
Dalam Perang Dunia I, Inggris dibantu Legiun Arab dan Yahudi yang bekerja bahu membahu mengalahkan tentara Turki. Legiun Arab dibentuk oleh Kapten T. E. Lawrence (Lawrence of Arabia) dan pimpinan Bani Hashim (dari suku Quraisy), yaitu Sharif Hussein bin Ali. Karena itulah putra-putra Sharif Hussein diberi imbalan kekuasaan.
Pangeran Abdullah bin Hussein al Hashimi diangkat sebagai penguasa Transjordan. Hingga saat ini negara Yordania merupakan kerajaan yang dipimpin oleh keturunan Pangeran Abdullah bin Hussein al Hashimi. Itulah mengapa para penguasa Yordania memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Inggris dan negara-negara Barat pada umumnya.
Sementara Pangeran Faisal bin Hussein al-Hashimi diangkat sebagai penguasa Suriah. Namun pada tahun 1920, Perancis mengusir Pangeran Faisal dari Suriah karena dianggap lebih setia kepada Inggris. Sehingga berakhirlah kekuasaan Bani Hashim di Suriah.
Kekuasaan Bani Hashim juga lepas atas jazirah Arab. Hal ini terjadi pada tahun 1925, saat Bani Saud dari Nejed berhasil menguasai Mekah. Sharif Hussein bin Ali pun lari ke Yordania. Bani Saud kemudian berhasil menguasai mayoritas jazirah Arab (sekarang Saudi Arabia).
Pada Perang Dunia I, Inggris dan Perancis menjanjikan kemerdekaan Suriah Raya jika bangsa Arab membantu melawan Turki. Namun hal itu baru dipenuhi pasca Perang Dunia II. Sekitar tahun 1946, pasukan Inggris dan Perancis resmi meninggalkan wilayah Suriah Raya (kecuali Palestina).
Pemberian kemerdekaan tersebut merupakan bom waktu, karena wilayah Suriah Raya dipecah menjadi 4 negara, yaitu Yordania, Lebanon, Suriah, dan Palestina (masih di bawah kekuasaan Inggris). Hal ini untuk mencegah terjadinya persatuan pada bangsa Arab, terutama saat Israel memproklamirkan berdirinya negara Yahudi di Palestina pada tahun 1948.
Masyarakat Lebanon yang Sektarian
Lebanon merupakan wilayah yang paling merasakan dampak pemberian hadiah kemerdekaan Perancis. Perancis sengaja membentuk wilayah ini menjadi negara sendiri, di tengah kondisi masyarakatnya yang sangat heterogen.
Sekitar 59 % penduduk Lebanon adalah Muslim Sunni, Syi’ah, dan Druze (sinkretisme Syi’ah Ismailiyah dengan filsafat Yunani dan kekristenan). Sisanya sekitar 39 % ialah Kristen, serta terdapat komunitas kecil Yahudi dan Kurdi. Pada tahun 1943, Perancis turut memantau pembentukan Pakta Nasional (Al Mithaq Al Watani). Proses ini hampir mirip dengan perumusan Pancasila dalam BPUPKI di Indonesia.
Dalam persetujuan tidak tertulis tersebut disepakati bahwa Presiden Lebanon harus dari kelompok Katolik Maronit, Perdana Menteri dari Muslim Sunni, Wakil Perdana Menteri dari kalangan Kristen Ortodoks, dan Ketua Parlemen dari golongan Syi’ah. Kesepakatan itu juga menegaskan bahwa kursi-kursi di Parlemen harus dialokasikan berdasarkan atas agama dan wilayah dengan perbandingan 6 Kristen dan 5 muslim. Perbandingan ini ditentukan berdasarkan atas sensus penduduk tahun 1932 yang dilakukan saat jumlah Kristen sedikit lebih besar.
Jumlah penduduk Lebanon hanya sekitar 4 juta jiwa. Namun mereka terpecah dalam beragam kelompok. Mulai dari Katolik Maronit (pengikut Santo Maron), Ortodoks Yunani, Katolik Yunani, Ortodoks Armenia, Katolik Armenia, Protestan, Muslim Sunni, Syi\’ah, Druze, Alawi (Nushairiyah), dan beberapa sekte kecil lainnya.
Beragam pemeluk agama tersebut pun masih terpecah dalam berbagai partai. Seperti Free Patriotic Movement (Kristen sekuler), Amal Movement (Syi’ah), Hizbullah (Syi’ah), Progressive Socialist Party (Druze), El Marada (Maronite), Glory Movement (Muslim Sunni sekuler), Syrian Social Nationalist Party (Nasionalisme Suriah), Lebanese Democratic Party (Druze), Baath Party (Nasionalisme Kiri), Armenian Revolutionary Federation (Nasionalisme Armenia), Solidarity Party (Kristen), Islamic Action Front (Muslim Sunni Islamis), dan beberapa partai lainnya dari kelompok Katolik Yunani, Komunis, dan Alawiyin (Nushairiyah).
Partai-partai di atas berkoalisi dan condong ke poros Iran – Suriah. Komponen utamanya ialah Hizbullah (Syi’ah), Amal Movement (Syi’ah), dan Free Patriotic Movement (Kristen) pimpinan Michel Aoun.
Lawannya adalah partai-partai yang berkoalisi dengan kiblat pada poros Amerika Serikat – Perancis, yang dipimpin oleh Saad Hariri. Mereka adalah Future Movement (Muslim Sunni sekuler), Lebanese Forces (milisi Maronite), Lebanese Social Democratic Party (Maronit), Social Democrat (Armenia sosialis), National Liberal Party (Maronit), Democratic Left (sekuler kiri), Islamic Group (Muslim Sunni Islamis), Armenian Democratic Liberal (Armenia sekuler), dan beberapa partai lainnya dari kelompok Syi’ah, Druze, Kristen Suriah (Siryāni), dan Assyrianisme.
Selain itu terdapat pula kelompok-kelompok politik lainnya, seperti Kristen Aram, Ortodoks Yunani, Nasionalisme Phoenicia, Nasserisme (Nasionalisme Arab), Guardians of the Cedars (Nasionalisme Lebanon – anti pemerintahan Suriah, Palestina, dan rezim Arab lainnya), Nasionalisme Kurdi, Komunisme (mulai dari Leninisme, Trotskyisme, Maoist, dan Anarkisme), Freemasonry (masoun loubnan), LEGAL (Lebanese Gay, Lesbian, Bisexual, and Transgender community), Hizbut Tahrir, dan Islamic Jihad Movement.
Sedangkan Ikhwanul Muslimin Lebanon terpecah menjadi Islamic Action Front (Jabhat al-Amal al-Islami) dan Islamic Group (Jamaah Islamiyah‎). Islamic Action Front berada dalam koalisi pro Iran – Suriah. Sementara Islamic Group berada dalam koalisi pro Amerika Serikat – Perancis. Tokoh karismatik Ikhwanul Muslimin, Syaikh Fathi Yakan (wafat tahun 2009) termasuk yang berada dalam koalisi pro Iran – Suriah.
Konstelasi seperti ini telah memicu konflik yang terus berulang. Diantaranya ialah Perang Saudara pada tahun 1975-1990. Meskipun yang terjadi di Lebanon bukan perang saudara murni karena adanya berbagai pihak luar yang terlibat di dalamnya.
Pihak luar Lebanon yang turut memperkeruh ialah negara-negara Barat (terutama Amerika dan Perancis) serta poros Iran-Suriah. Dalam perkembangan mutakhir, pemerintah Lebanon memihak Barat, sementara oposisi (terutama Hizbullah) memihak Iran-Suriah. Ditengah-tengah konstelasi itu ialah Israel dan pengungsi Palestina.
Amerika dan Perancis berkepentingan agar Lebanon dapat menjadi agen mereka di Timur Tengah, yaitu mencegah persatuan bangsa Arab dan mengamankan negara Israel. Sementara Iran-Suriah berkepentingan untuk menjaga entitas Syi’ah di Lebanon. Bahkan melalui Syi’ah Lebanon (terutama Hizbullah), Iran-Suriah berhasil meningkatkan pengaruhnya di Timur Tengah (dan Dunia Islam) dalam konteks konflik segitiga Sunni-Syi’ah-Israel.
Hubungan Syi’ah – Israel di Timur Tengah
Iran adalah negara Syi’ah terbesar di dunia. Sementara Suriah walaupun mayoritas warganya Sunni, namun pemerintahnya dikuasai minoritas Alawiyin (Syi’ah Nushairiyah). Nushairiyah ialah aliran Syi’ah yang meyakini unsur ketuhanan pada Ali bin Abi Tholib ra. Mereka menyebut dirinya Alawiyin (Alawite) karena mengkultuskan Ali. Namun masyarakat Sunni lebih mengenalnya dengan nama Nushairiyah, berdasarkan nama pendiri aliran ini (Abu Syu’aib Muhammad bin Nushair). Pada September 1920, pasukan pendudukan Perancis di Suriah secara resmi menggunakan penyebutan Alawite terhadap komunitas Syiah ini.
Kaum Nushairiyah mendapat posisi strategis seiring meningkatnya popularitas Partai Baath di Suriah. Dalam rentang decade 1950-an sampai dengan 1970-an ideology nasionalis kiri sangat popular di kalangan masyarakat Arab. Partai Baath yang mewakili ideology ini berhasil mengambil alih kekuasaan (kudeta) di Suriah dan Irak.
Dengan ideology nasionalis kiri tersebut, partai Baath berisi orang dari berbagai kalangan. Di Suriah, kalangan minoritas Nushairiyah secara solid mendukung Baath. Bahkan Eli Cohen (agen Israel) termasuk tokoh penting Baath. Pada November 1970, Menteri Pertahanan Hafez al-Assad (seorang Nushairiyah dari Partai Baath) berhasil melakukan kudeta. Sejak itulah rezim minoritas Nushairiyah menancapkan kekuasaan mereka di Suriah.
Rezim minoritas Nushairiyah telah berulang kali membantai warga Sunni yang mencoba menentang mereka. Yang paling terkenal ialah Pembantaian Hama, di mana tentara Suriah membombardir Kota Hama pada tahun 1982 dalam rangka menumpas Ikhwanul Muslimin. Korban tewas dalam peristiwa itu sekitar 20.000 orang. Ribuan anggota Ikhwanul Muslimin lainnya, laki-laki dan perempuan, mengalami penyiksaan panjang di penjara.
Sejatinya, konflik Timur Tengah adalah konflik segitiga antara Sunni-Syi’ah-Israel. Kalangan Syi’ah telah membangun aliansi strategis antara Syi’ah Iran, Irak, Suriah, dan Lebanon. Namun mereka sadar tidak mungkin dapat mengalahkan Muslim Sunni yang mayoritas. Sehingga mereka mendasarkan strateginya pada perpecahan Muslim Sunni, serta upaya untuk menarik simpati Muslim Sunni pada gerakan Syi’ah.
Hal ini pun sejalan dengan Israel yang sadar bahwa mereka tidak akan berhasil melawan seluruh orang Islam. Sehingga selain tetap menjalin kemitraan strategis dengan Amerika dan negara-negara Barat pada umumnya, Israel pun berkepentingan untuk mencegah persatuan Muslim Sunni, serta bersinergi dengan musuh Muslim Sunni (yaitu Syi’ah). Sebab selama ini orang-orang Islam yang secara nyata melakukan perlawanan terhadap Israel adalah Muslim Sunni, sedangkan kalangan Syi’ah umumnya hanya perang kata-kata.
Persamaan kepentingan inilah yang dipahami para petinggi Israel (dan Amerika) serta Syi’ah. Sehingga dalam banyak kesempatan mereka melakukan koalisi temporer secara diam-diam. Diantaranya ialah kerjasama Amerika Serikat dengan Iran untuk menguasai Irak dan Afghanistan. Hal ini telah diungkapkan Muhammad Ali Abthahi, mantan wakil presiden Iran. Termasuk ketika Irak telah diduduki Amerika Serikat, para pimpinan spiritual Syiah Irak mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perlawanan terhadap Amerika Serikat, serta menyebut kaum Sunni sebagai teroris. Amerika pun mempersenjatai milisi-milisi Syiah untuk menyerang Sunni.
Ketika salah satu pemimpin Syi’ah Irak, Moqtada al-Sadr terlibat konflik dengan pemerintahan boneka Irak, hal tersebut semata-mata merupakan tekanan politik agar Moqtada al-Sadr memperoleh kekuasaan politik lebih luas. Moqtada al-Sadr paham bahwa Amerika tidak akan bertahan lama di Irak, dan saat Amerika pergi maka Irak harus di bawah kendali Syi’ah. Karena itulah memasuki tahun 2011, Moqtada al-Sadr mulai mendesak kembali agar Amerika segera meninggalkan Irak.
Sementara dalam kasus Israel, pemerintah Iran memberikan kesan akan memberi bantuan finansial kepada pemerintahan Hamas. Namun faktanya bantuan itu tak pernah ada. Perlawanan Hizbullah terhadap Israel semata-mata demi menjaga agar milisi Hizbullah memiliki legitimasi untuk memegang senjata. Konflik Israel – Hizbullah di tahun 2006 pun ternyata digunakan untuk memainkan lobi politik di Lebanon. Hizbullah sengaja memancing Israel untuk menghantam Lebanon kapan saja mereka membutuhkannya demi terjaganya sebuah negara Syiah dalam negeri Lebanon.
Israel dan Syi’ah Lebanon memiliki koalisi temporer dalam isu Palestina. Israel berkepentingan agar wilayah utara negerinya (perbatasan Lebanon selatan) bebas dari perlawanan Palestina. Sedangkan Syi’ah Lebanon berkepentingan agar kekuatan milisi Sunni di Lebanon dan sekitarnya dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.
Saat negara Israel berdiri tahun 1948, mereka segera melakukan penyerangan dan pengusiran terhadap warga Palestina. Penduduk Palestina pun mengungsi ke negara-negara sekitarnya (termasuk ke Lebanon). Hingga hari ini, pengungsi Palestina merupakan masalah kemanusiaan yang rumit. Mereka tidak diakui oleh negara tempat mereka mengungsi, namun mereka juga tidak bisa pulang ke Palestina.
Keberadaan pengungsi Palestina di Lebanon Selatan merupakan ancaman bagi Israel dan Syi’ah Lebanon. Para milisi yang berada diantara pengungsi dapat dengan mudah melancarkan serangan ke Israel melalui Lebanon Selatan. Milisi diantara pengungsi Palestina pun dapat mengubah peta politik Lebanon. Orang-orang Syi’ah takut bahwa pengungsi Palestina akan menambah kekuatan milisi Sunni di Lebanon.
Karena itulah Israel dan Syi’ah Lebanon berulangkali melakukan koalisi temporer untuk membersihkan Lebanon Selatan dari milisi Sunni (khususnya milisi Palestina). Hal ini terlihat jelas saat Perang Saudara Lebanon 1975 – 1990, dimana Israel dan Suriah ikut terlibat. Hasil dari perang tersebut ialah dikuasainya Lebanon Selatan oleh milisi Syi’ah Hizbullah.
Para pengungsi Palestina kerap jadi korban pembantaian dalam konflik tersebut. Diantaranya ialah Pembantaian Tel al-Zaatar tahun 1976 dimana lebih dari 2000 pengungsi Palestina dibunuh di camp pengungsi Tel al-Zaatar. Pasukan Suriah, Israel, dan milisi Syi’ah Lebanon turut membantu mengepung camp, sementara operator pembantaian ialah milisi Kristen Lebanon. Pembantaian berlangsung selama 6 bulan.
Pola serupa terjadi di Sabra dan Shatila tahun 1982. Israel mengawali dengan serangan dari darat laut, dan udara ke basis-basis milisi Sunni di Lebanon. Karena Israel mengklaim serangannya hanya tertuju pada milisi Palestina, maka agar tidak ada korban jiwa lebih banyak dari pihak Lebanon, milisi Palestina pun sepakat untuk keluar dari Lebanon. Keluarnya milisi Palestina segera dimanfaatkan oleh milisi Syi’ah yang segera mengepung camp pengungsi Sabra dan Shatila. Operator pembantaian kembali dilakukan oleh milisi Kristen Lebanon.
Pembantaian yang berlangsung selama tiga hari tersebut telah menewaskan lebih dari 3000 pengungsi Palestina. Dokter Ang Swee Chai (seorang dokter relawan) menuturkan bahwa para pembantai melakukan pengejaran sampai ke Rumah Sakit Akka. Para perawat, dokter, dan pasien yang berkebangsaan Arab dihabisi. Seluruh perempuan di rumah sakit tersebut diketahui diperkosa dahulu sebelum dibunuh.
Khatimah
Sejak membantu Inggris dan Perancis untuk memisahkan diri dari Turki Utsmani, penduduk Lebanon telah menjadi saksi atas serangkaian konflik sektarian yang dimanfaatkan pihak asing. Berulangkali milisi Syi’ah dan Kristen bekerjasama untuk menghabisi Muslim Sunni. Banyak milisi Syi’ah yang secara langsung mendukung Israel (seperti South Lebanon Army), sebagaimana pemimpin Kristen Lebanon, Bachir Gemayel (mati tahun 1982) yang menjadi andalan Israel untuk menekan milisi Palestina di Lebanon.
Hari ini posisi South Lebanon Army telah digantikan oleh Hizbullah. Mereka tidak secara terang-terangan berkerjasama dengan Israel semata-mata agar dapat meraih simpati Muslim Sunni. Jika Israel dan Syi’ah secara nyata bersatu, maka hal itu akan mendorong persatuan Muslim Sunni. Sedangkan eksistensi Israel dan Syi’ah di Timur Tengah ialah berkat tidak bersatunya Muslim Sunni.
Di luar berbagai konflik tersebut, Lebanon telah menjadi pusat perjudian dan hedonisme di Timur Tengah. Dari pesta-pesta telanjang di pantai hingga klub homoseksual dan lesbian, Lebanon telah menjadi persinggahan kaum hedonis Arab dan Eropa. Di mata mayoritas bangsa Arab, Lebanon adalah negara oportunis yang dapat dengan mudah berganti afiliasi. Politisi Lebanon selalu berusaha menjaga kestabilan hubungan mereka dengan poros Amerika – Israel, poros Syi’ah (Iran – Suriah), maupun dengan negara-negara Muslim Sunni.
Wallohu A’lam bishShowab.
abdullah

Reader Community

Search

Photo Gallery

Search